| ||
|
VIVAnews –GEMPA maha hebat mengoyak kulit bumi. Jembatan putus, jalan terbalik. Gedung-gedung pencakar langit runtuh bak istana pasir. Dari perut taman Yellowstone, Wyoming, Amerika, muncrat jutaan kubik lahar berterbangan seperti bola api. Gelombang laut ganas menggulung daratan hingga ke Himalaya. Gunung-gunung merapi meletus.
Bumi yang sudah berusia 4 miliar tahun ini pun tergambar bak rongsokan. Kiamat. Suasana mencekam itu merayap ke penonton di Blitz Megaplex Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, pada Kamis siang 18 Nopember 2009. Mereka terpaku memelototi Film 2012 itu. “Adegannya seru-seru,” kata Giring, Vokalis Grup Band Nidji, memuji film besutan Roland Emmerich, sutradara berdarah Jerman.
Film layar lebar ini memang mendapat sambutan luas. Tak kurang, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti pun penasaran dengan Film Holywood itu.”Nanti saya cari waktu, pasti saya sempatkan menontonnya,” kata Bayu di Jakarta, Selasa 17 November 2009.
Penonton tak hanya antre di gedung bioskop. Mereka rela menunggu giliran a mendapatkan tiketnya. Hampir semua gedung bioskop di Jakarta yang memutar film ini panen penonton. "Pemberitahuan. Tiket Pertunjukan Flm 2012 untuk Hari Ini Sudah Habis,” begitu bunyi pengumuman di loket XXI Djakarta Theatre, Jalan M.H. Thamrin, Jarta Pusat.
Tak hanya di Indonesia, bahkan di belahan dunia lain pun Film Kiamat 2012 ini menyihir orang. Dibintangi John Cussack, film itu mengantongi pendapatan sebesar USD 225 juta dari penjualan tiket di seluruh dunia. Angka itu, menurut Contactmusic, Senin 16 November 2009, sudah melebihi biaya produksinya yang USD 200 juta.
Film ini sebenarnya mencoba melahirkan kiamat menurut ramalan Suku Maya yang kalendernya berakhir pada 2012. Menjadi heboh karena bertepatan dengan badai matahari yang ditaksir terjadi pada tahun yang sama. Sejumlah ramalan lain juga dicocok-cocokkan agar sejalan dengan tahun ini.
Sebelum film ini muncul, publik sebetulnya telah heboh oleh buku pengetahuan populer berjudul Investigasi Akhir Zaman 2012, karya Lawrence E. Joseph. Dia Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation, New Mexico, Amerika Serikat. Pada bukunya, terjalin unsur ramalan Suku Maya itu dengan pelbagai penelitian ilmiah soal astronomi. Diantaranya, cocok pula dengan perkiraan badai matahari dan sejumlah bencana yang telah terjadi di bumi.
Meski terkesan agak ragu, dia meramalkan akan terjadi bencana besar yang meluluhlantakkan bumi pada 2012.
***
Alkisah, sekitar tahun 250-925 M, hiduplah Suku Maya, di sepanjang pantai utara Semenanjung Yucatan, Meksiko. Mereka terkenal cerdas. Ilmu astronominya kompleks dan akurat. Semua itu terlihat dalam 20 bentuk kalendernya.
Lawrance dalam bukunya itu menyebutkan kalender bangsa Maya ini mencatat pergerakan matahari, bulan, planet, masa panen, siklus kehamilan wanita, hingga siklus serangga. Dan jangka waktunya, dari 260 hari hingga 5.200 tahun lebih.
Misalnya, kalender 260 hari ini mewakili kehamilan wanita dan juga jumlah hari planet Venus terbit pada pagi hari setiap tahunnya. Sedangkan 5.200 tahun adalah kalender panjang suku Maya. Periode ini disebut satu matahari, tahun surya. Perhitungan satu tahun di suku Maya hanyalah 360 hari, sisanya dianggap di luar waktu. Jadi satu tahun surya, adalah 5.125 tahun.
Pergantian tahun matahari inilah yang dianggap akhir zaman. Menurut perhitungan suku Maya, sekarang ini adalah masuk tahun keempat matahari. Jadi mereka sudah melewati tiga tahun matahari. Mengawali tahun matahari dianggap sebagai kelahiran, jadi ada darah dan penderitaan.
Tahun keempat matahari ini dimulai sejak 0.0.0.1 (13 Agustus 3114 sebelum masehi). Artinya masa matahari ini hanya bersisa tiga tahun lagi. Bangsa Maya menuliskan 13.0.0.0 (21 Desember 2012). Di akhir tahun matahari, suku Maya percaya, sebagai hari berakhirnya peradaban umat manusia.
Sayangnya, suku Maya Kuno tak sempat melihat akhir zaman itu. Mereka sudah punah. Reruntuhan kota-kota Maya, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), ditemukan pada 1839. Diduga ada 44 kota, dan mereka banyak meninggalkan buku, meja-meja batu dan cerita-cerita mistik.
Yang kini hidup justru kalendernya. Beberapa ilmuwan, termasuk Lawrence mengutak-atik kalender suku Maya, lalu menghubungkannya dengan ramalan lain seperti dari Kitab kuno Cina, I Ching, juga menyebutkan akan terjadi bencana besar pada 2012.
Suku Sumeria yang berjaya di Timur Tengah pada 3.500 sebelum masehi, menyebutkan sebuah planet bernama Nibiru akan menghantam bumi pada 2003. Ramalan itu tentu saja meleset. Belakangan, waktunya digeser menjadi tahun 2012.
Lalu, sejumlah ramalan itu dikaitkan berbagai gejala alam di bumi dan matahari. Uniknya fakta itu nyaris menjadi pembenar tentang ramalan kiamat. Misalnya, siklus aktivitas matahari. Dalam bukunya, Lawrence menyebutkan, bintik matahari terjadi dalam daur sembilan sampai 13 tahun. Tapi, lebih sering 11 tahun.
***
Badai berwujud lontaran miliaran ton proton dari matahari ke bumi ini pernah berakibat gawat pada 1989, tepatnya menerpa Quebec, Kanada. Akibatnya, 6 juta penduduk di sana hidup dalam gelap selama sembilan jam. Listrik padam.
Badai berikutnya terjadi pada 2005, berakibat memutuskan transmisi gelombang pendek dan radio amatir di bagian timur Amerika. Diperkirakan, pada 2012 badai matahari akan lebih ganas lagi. Menghasilkan panas di bumi yang luar biasa.
Kondisi itu diperparah dengan atmosfir bumi dan sudah bolong di beberapa bagian. Bahkan medan magnet yang tak lain adalah perisai bumi terhadap matahari juga sudah retak. Di antaranya sudah koyak seluas 160 kilometer di atas lautan Brasil dan Afrika. Fenomena itu dikenal sebagai anomali Atlentik Selatan. Es kutub juga sudah meleleh, dan pergeseran kutup sedang berlangsung.
Perut bumi di Yelowstone, terletak di antara Montana dan Wyoming, Amerika, juga disebutkan telah ada gejala mulas. Siklus letusan 600 ribu - 700 ribu tahun, kini tengah bersiap menggelegar. Terakhir terjadi 640 ribu tahun lalu, memuntahkan 1000 kilometer kubik abu ke atmosfer. Sudah cukup menenggelamkan Amerika. Kekuatan letusan yang akan datang diperkirakan setara 1.000 bom atom Hiroshima per detik.
Ini belum lagi dikaitkan dengan siklus asteroid raksasa yang pernah menghantam bumi 65 juta tahun silam hingga memunahkan dinosaurus. Siklusnya diperhitungkan seharusnya terjadi lagi di sekarang. Pada 30 juni 1908, pernah juga terjadi tumbukan besar di daerah Siberia utara, Tumuska.
Waktu itu ledakan benda jatuh dari antariksa ini menghancurkan hutan seluas jawa barat hancur, ledakannya terdengar sampai 800 km, dan debunya menyebabkan langit cukup terang, karena pecahan komet yang ukurannya sekitar 100 m.
Gawat. Dua penganut agama besar di dunia seperti Islam dan Kristen tak berani membenarkan jadwal kiamat itu. Bahwa di akhir zaman nanti alam semesta hancur, mereka tak membantahnya.
Menurut ajaran Islam, soal kiamat berpedoman kepada Al-Quran, dan hadis Rasulullah SAW. “Al-Quran menyebutkan, kiamat adalah ilmu dan ketentuan Allah, tak satupun manusia mengetahuinya, bahkan termasuk Rasulullah dan malaikat.” kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Aminudin Yakub. “
Umat Kristen juga percaya dengan kiamat. Menurut Pastur Setyo Wiboyo, dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, dalam perspektif Kristiani sudah jelas bahwa Yesus mengatakan tidak ada satu orangpun yang tahu mengenai kapan dan bagaimana kiamat itu. “Malaikat juga tidak tahu, putra atau Yesus sendiri juga tidak tahu. Jadi yang tahu hanya Allah Bapa,” katanya.
***
Tak ingin menebar rasa takut, National Aeronautics and Space Administration (NASA) dalam rilis resminya mnenyebutkan tak akan terjadi hal buruk pada 2012. Kalender bangsa Maya dianggap tak ubahnya dengan “yang anda pasang di dapur” bahwa waktu tak berhenti pada 31 Desember. Periode panjang kalender Maya juga begitu.
Soal planet memang ada, badan luar angkasa dan aeronatika nasional Amerika Serikat itu menamakannya Planet Ersi. Namun jaraknya 4 miliar mil dari Bumi. NASA juga belum melihat adanya asteroid akan menabrak bumi seperti 65 juta tahun lalu yang sampai memusnahkan dinosaurus.
Bahwa ada badai matahari, itu tak disangkal. Puncaknya terjadi pada 2012-2014. Namun tak ada yang spesial. “Planet kita baik-baik saja selama lebih dari empat miliar tahun dan ilmuwan yang terpercaya di seluruh dunia tahu bahwa tak ada ancaman yang terkait dengan 2012.”
Ahli astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang berkantor di Bandung, Thomas Djamaluddin, juga berpendapat hampir sama dengan rilis NASA itu. Thomas menganggap semua prediksi kiamat tersebut tidak memiliki konfigurasi khusus yang akan mengancam bumi. “Semua dalam kondisi normal-normal saja,” katanya.
Dia juga bilang bahwa badai matahari pada 2012 atau 2013 tidak ada yang membahayakan bumi. “Itu hanya fenomena siklus alam yang terjadi sekitar sebelas tahunan,” katanya. “Meski rentan terhadap gangguan operasional satelit, tapi tidak menyebabkan kiamat.
Di tengah efek visual yang mencekam dari film 2012 itu, ada baiknya mengingat kesimpulan Dr Thomas Jamaluddin ini. Dia mengatakan, dari gejala yang teramati di langit sana sampai hari ini: "tidak ada dasar astronomi yang bisa menyebabkan terjadinya kiamat.”
copy from:vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar